Langsung ke konten utama

Day 26 : Sukses adalah Sebuah Pilihan

Foto : Fajar di Langit Jogja/ Nova Eliza

Kebanyakan diri kita menganggap bahwa sukses atau gagal merupakan takdir Allah yang ditetapkan pada diri kita. Secara prinsip, mungkin aku sepemikiran akan hal ini. Namun tentu saja, kita tidak boleh berfikir sampai disitu saja, terlalu sempit jika dibandingkan dengan besarnya harapan dan mimpi yang hendak di capai. Sebab jika begitu cara berpikir kita, maka akan berakhir pada dua hal, pertama, akan menyalahkan Allah jika ketetapannya berupa kegagalan dan tidak sesuai dengan harapan. Kedua, akan melahirkan seorang fatalis (orang yang menyerah pada nasib), mudah putus asa, dan bersikap malas-malasan.

Sebenarnya sukses dan gagal adalah sebuah pilihan. Kita yang memilih jalan sukses atau gagal, kita yang memilih kiri atau kanan bahkan diri kita sendiri juga yang memilih untuk tetap maju atau malah berbalik ke belakang, semua pilihan ada di diri kita sendiri. Karena sukses atau gagal sangat tergantung atas sikap hidup yang kita pilih. Memilih untuk berfikir positif atau negatif, membuka diri atau menutup diri, berjuang atau bermalas-malasan, optimis atau pesimis, dan lain sebagainya.

Sejatinya Allah telah meletakkan potensi yang amat luar biasa pada diri manusia masing-masing sejak lahir, baik berupa potensi fisik, potensi non-fisik, psikologis, emosional, dan spritual. Demikian pula, Allah telah menciptakan jalan atau berbagai peluang untuk kita bisa menggapai sukses tersebut. Sekarang persoalannya apakah kita lebih memilih jalan sukses atau gagal?

Kita biasanya terlalu cepat menyerahkan semuanya pada takdir sehingga kita cenderung menjadi fatalis. Padahal takdir adalah hasil dari sebuah proses maksimal yang sudah kita lakukan. Kita jangan pernah mengatakan bahwa itu takdir Allah jika usaha yang kita lakukan belum maksimal dan optimal. Namun ada kalanya jika kita sudah berusaha maksimal (menurut kita), namun masih juga gagal. Mungkin saja, kita belum melaksanakan suatu hal secara sempurna dan benar atau masih ada hal yang kurang kita upayakan dengan maksimal atau bisa juga keliru dalam menyikapi keadaan.

Kuncinya adalah bahwa sukses sebuah pilihan. Apakah kita memilih berhenti pada saat belum mencapai keinginan (gagal) atau kita akan terus melangkah hingga tercapai apa yang kita inginkan.

Selamat memilih dan teruslah melangkah!


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jodohmu Tidak Akan Salah Alamat

Foto : 03.03.21 | InFrame Story Jodohmu tidak akan salah alamat. Berkali-kali kita mengatakan bukan maka akan tetap kembali jika memang itu tujuannya, berulang kali kita menolaknya maka akan tetap ada dihadapan jika memang dia orangnya. Berusaha sekeras mungkin untuk berbalik akan tetap bertatap jika memang kesana arahnya. Jodoh rahasia Allah yang kita tidak sangka-sangka kapan datangnya. InshaAllah akan baik jika itu pilihan-Nya. Karena Cinta tidak bisa memilih kepada siapa ia akan jatuh, di mana ia akan berlabuh, tapi cinta akan tahu kemana ia akan berteduh. Meski telah pergi jauh tetap akan kembali utuh dalam peluk. Itulah cinta, ada yang sengaja dipertemukan namun tak bisa dipersatukan. Ada yang sementara ditakdirkan hanya untuk belajar saling mengikhlaskan, ada yang tanpa jadian langsung sah di pernikahan. Semua itu adalah proses yang Allah berikan sebagai pembelajaran untuk menuju kebahagiaan. We just need to trust it! Meski sebelumnya pernah terjatuh, sejatuh-jatuhnya. Pernah te

Kenali Gejala Stunting Sejak Dini

Stunting (tubuh pendek) Foto: ciri-ciri Stunting/ created: Nova Eliza Orang tua harus mengenal  gejala stunting   pada anak. Kondisi gagal tumbuh pada   anak balita   akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan disebut stunting pada anak. Ciri-ciri stunting pada anak   dapat dilihat dari pertumbuhan dan perkembangannya, yaitu tinggi badan yang lebih pendek dari anak-anak seusianya, pada usia 8-10 tahun anak akan menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan   eye contact (kontak mata).   Performanya menjadi buruk pada tes perhatian dan memori belajar. Jika pertumbuhan melambat, tanda pubertas terlambat, pertumbuhan gigi terlambat, dan wajah tampak lebih muda dari usianya juga merupakan ciri-ciri    stunting pada anak . Anak stunting yang terjadi di Indonesia tidak hanya dialami oleh keluarga yang miskin dan kurang mampu, tetapi juga dialami oleh keluarga yang tidak miskin/yang berada di atas 40% tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi, walaupun angkanya s

Ketahui Faktor-Faktor Penyebab Stunting

Penyebab Stunting ! Foto: penyebab Stunting/ created: Nova Eliza Banyak faktor menyebabkan terjadinya keadaan stunting pada anak. Faktor tersebut bisa berasal dari diri anak itu sendiri maupun dari luar diri anak tersebut. Penyebab langsungnya adalah asupan gizi dan adanya penyakit infeksi. Sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah ketersediaan pangan, status gizi ibu saat hamil, kelahiran bayi, pola asuh, sanitasi lingkungan, pelayanan kesehatan, faktor budaya, ekonomi dan masih banyak lagi faktor lainnya. Faktor Langsung 1. Asupan Gizi Balita Asupan  gizi  yang  adekuat  sangat  diperlukan  untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh balita. Masa kritis ini merupakan masa saat balita akan mengalami tumbuh kembang dan tumbuh kejar. Balita yang mengalami kekurangan gizi sebelumnya masih dapat diperbaiki dengan asupan yang baik sehingga dapat melakukan tumbuh kejar sesuai dengan perkembangannya. Namun apabila intervensinya terlambat balita tidak akan dapat mengejar keterlambatan pertumbu