Langsung ke konten utama

Hindari Makanan ini, Sehat Selamat Ibu dan Bayi

Foto : Makanan yang harus dihindari Bumil/ Cerita Bunda

Makanan merupakan elemen yang paling krusial dalam hidup kita terutama seorang ibu selama masa kehamilan. Sementara makanan yang baik akan memberikan gizi dan asupan yang baik untuk tubuh ibu dan calon bayi, sedangkan makanan yang berpotensi berbahaya dapat menimbulkan risiko serius, sehingga harus dihindari. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui apa saja makanan yang dilarang untuk ibu hamil, disimak yuk bunn 👇

1. Ikan Mentah
Makanan pertama yang dilarang untuk ibu hamil adalah ikan yang tidak dimasak secara matang atau masih mentah. Ikan memang memiliki banyak nutrisi yang baik bagi tubuh, namun tidak dengan ikan yang belum benar-benar matang. Ikan mentah, terutama kerang, dapat menyebabkan beberapa infeksi. Ini dapat berupa virus, bakteri atau parasit, seperti norovirus, Vibrio, Salmonella dan Listeria. Sebagian dari infeksi ini hanya mempengaruhi kondisi ibu. Ibu bisa mengalami diare sehingga menyebabkan dehidrasi dan lemah.

2. Telur Mentah
Telur mentah juga termasuk makanan yang dilarang untuk ibu hamil karena dapat terkontaminasi dengan bakteri Salmonella. Gejala infeksi salmonella yang mungkin akan timbul seperti demam, mual, muntah, Untuk amannya, pastikan selalu memasak telur sampai matang atau gunakan telur yang sudah dipasteurisasi.

Foto: Kecambah mentah/ SINDOnews Makassar
3. Kecambah Mentah
Kecambah mentah, lobak dan kacang hijau, dapat terkontaminasi dengan Salmonella. Jenis makanan ini dapat tumbuh di kondisi lingkungan yang lembab. Karena alasan inilah, ibu hamil dilarang makan kecambah mentah sama sekali. Namun, kecambah aman dikonsumsi setelah dimasak

4. Ikan dengan Kandungan Merkuri Tinggi
Merkuri adalah unsur yang sangat beracun dan umum ditemukan di air yang tercemar. Dalam jumlah yang lebih tinggi, makanan dengan merkuri tinggi bisa menjadi racun bagi sistem saraf, sistem kekebalan, dan ginjal kita. Tak hanya itu juga dapat menyebabkan masalah perkembangan yang serius pada anak-anak, dengan efek samping bahkan dalam jumlah yang lebih rendah. Karena ditemukan di laut yang tercemar, maka sebaiknya hindari ikan dengan kadar merkuri tinggi saat hamil dan
menyusui. Ikan dengan kandungan merkuri tinggi antara lain:
  • hiu
  • ikan tongkol
  • makarel raja
  • tuna
  • marlin
Namun, penting untuk diperhatikan bahwa tidak semua ikan mengandung merkuri tinggi, hanya jenis tertentu saja. Ikan dengan kadar merkuri rendah sangat berlimpah, diantaranya adalah:
  • teri
  • ikan salmon
  • jenis ikan air tawar
Ikan berlemak seperti salmon dan ikan teri adalah pilihan yang sangat baik karena mengandung asam lemak omega-3 yang tinggi, yang penting untuk janin di dalamkandungan kita.

Foto: Steak daging tidak matang/ detik.com
5. Daging yang Masih Mentah dan Tidak Matang
Beberapa masalah yang sama dengan ikan mentah juga ditemukan dalam daging yang kurang matang. Makan daging yang kurang matang atau mentah akan meningkatkan risiko infeksi dari beberapa bakteri atau parasit, termasuk Toxoplasma, E. coli, Listeria, dan Salmonella. Jenis bakteri ini dapat mengancam kesehatan janin bayi, dan mungkin juga menyebabkan kematian di dalam kandungan atau penyakit saraf yang parah, termasuk cacat intelektual, kebutaan, dan epilepsy. Meskipun sebagian besar bakteri ditemukan dipermukaan potongan daging, bakteri lain mungkin tertinggal di dalam serat otot.

6. Daging Jeroan
Daging jeroan atau organ merupakan sumber berbagai nutrisi, termasuk zat besi, vitamin B12, vitamin A, seng, selenium, dan tembaga, lemak. Semua nutrisi ini baik untuk ibu hamil dan janin. Namun, makan terlalu banyak vitamin A hewani (vitamin A dalam bentuk sebelumnya) tidak dianjurkan selama kehamilan. Mengkonsumsi terlalu banyak vitamin A terutama pada trimester pertama kehamilan, dapat menyebabkan kelainan bentuk bawaan dan keguguran.

7. Kafein
Kafein diserap dengan sangat cepat dan mudah masuk ke dalam plasenta. Karena bayi dan plasentanya tidak memiliki enzim utama yang dibutuhkan untuk memetabolisme kafein, kadar kafein yang tinggi dapat menumpuk.Asupan kafein yang tinggi selama kehamilan dapat membatasi pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko berat badan lahir rendah saat melahirkan.

8. Makanan yang Tidak Dicuci Terlebih Dahulu
Permukaan buah dan sayuran yang tidak dicuci atau dikupas dapat terkontaminasi oleh pestisida, beberapa bakteri dan parasit, seperti Toxoplasma, E. coli, Salmonella, dan Listeria, yang dapat diperoleh dari tanah atau melalui tangan kita. Kontaminasi dapat terjadi kapan saja selama produksi, panen, penyimpanan, pengangkutan, atau distribusi makanan. Salah satu parasit berbahaya yang mungkin tertinggal pada buah dan sayuran disebut Toxoplasma. Sebagian besar orang yang terkena toksoplasmosis tidak memiliki gejala, sementara ada juga yang mungkin merasa seperti terserang flu selama sebulan atau lebih. Kebanyakan bayi yang terinfeksi bakteri Toxoplasma saat masih dalam kandungan tidak memiliki gejala saat lahir, sebagian kecil bayi baru lahir yang terinfeksi mengalami kerusakan mata atau otak yang serius saat lahir.

9. Alkohol
Minuman ini pastinya harus dihindari ibu hamil, bahkan orang yang berada dalam kondisi normal pun sebaiknya melakukan hal ini. Sangat disarankan untuk benar- benar menghindari minum alkohol saat hamil, karena dapat meningkatkan risiko keguguran dan kematian di dalam kandungan. Bahkan jumlah kecil pun dapat berdampak negatif pada perkembangan otak bayi kita. Minum alkohol selama kehamilan juga dapat menyebabkan sindrom alkohol janin, yang meliputi kelainan bentuk wajah, kelainan jantung, dan cacat intelektual. Karena tidak ada tingkat alkohol yang terbukti aman selama kehamilan, disarankan untuk menghindarinya sama sekali.

Foto: bahaya makanan cepat saji/ alodokter
10. Makanan Cepat Saji
Tidak ada waktu yang lebih baik daripada kehamilan untuk mulai makan makanan padat nutrisi untuk membantu tubuh ibu dan janin yang sedang tumbuh di dalam kandungan. Ibu juga akan membutuhkan banyak nutrisi penting dalam jumlah yang meningkat, termasuk protein, folat, kolin, dan zat besi. Makanan cepat saji mengandung zat gizi yang rendah. Pilihlah makanan dan camilan yang berfokus pada protein, sayuran dan buah - buahan, lemak sehat, dan karbohidrat kaya serat seperti biji -bijian, kacang- kacangan, dan sayuran.

11. Makanan yang diawetkan
Ibu hamil disarankan untuk menghindari makan makanan yang diawetkan seperti daging yang diawetkan atau ikan asap karena ada risiko kecil makanan ini mengandung listeria, atau parasit toksoplasma yang menyebabkan toksoplasmosis

12. Minuman Berenergi
Minuman energi tidak dianjurkan untuk dikonsumsi selama ibu hamil, karena besar kemungkinan minuman tersebut mengandung kafein tingkat tinggi, dan bahan lain yang sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi ibu hamil.

Nah, itu dia bunda beberapa makanan yang harus dihindari dulu selama masa kehamilan. Semoga ibu dan dedek janin selalu sehat yaa dan bisa melahirkan dengan selamat. Aamin 😊


Sumber : 
BKKBN. 2021. Modul Pendampingan Keluarga Ibu Hamil dan Pasca Persalinan. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana BKKBN. Jakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jodohmu Tidak Akan Salah Alamat

Foto : 03.03.21 | InFrame Story Jodohmu tidak akan salah alamat. Berkali-kali kita mengatakan bukan maka akan tetap kembali jika memang itu tujuannya, berulang kali kita menolaknya maka akan tetap ada dihadapan jika memang dia orangnya. Berusaha sekeras mungkin untuk berbalik akan tetap bertatap jika memang kesana arahnya. Jodoh rahasia Allah yang kita tidak sangka-sangka kapan datangnya. InshaAllah akan baik jika itu pilihan-Nya. Karena Cinta tidak bisa memilih kepada siapa ia akan jatuh, di mana ia akan berlabuh, tapi cinta akan tahu kemana ia akan berteduh. Meski telah pergi jauh tetap akan kembali utuh dalam peluk. Itulah cinta, ada yang sengaja dipertemukan namun tak bisa dipersatukan. Ada yang sementara ditakdirkan hanya untuk belajar saling mengikhlaskan, ada yang tanpa jadian langsung sah di pernikahan. Semua itu adalah proses yang Allah berikan sebagai pembelajaran untuk menuju kebahagiaan. We just need to trust it! Meski sebelumnya pernah terjatuh, sejatuh-jatuhnya. Pernah te

Yakin siap Nikah? Berencana dulu baru Melangkah

Foto : Ilustrasi Perencanaan Berkeluarga/ posmetropadang.co.id Selalu ada awal untuk setiap hal, termasuk ketika akan berumah tangga. Berbagai rencana mungkin akan memenuhi benak kamu dan pasangan. Selain berbagai rencana mengenai pesta pernikahan, kamu dan pasangan juga wajib mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan berubah tangga itu sendiri. Membangun suatu keluarga tidaklah mudah, diperlukan sebuah perencanaan yang baik dan matang. Setiap pasangan perlu menentukan keluarga seperti apa yang menjadi impian, pilihan dan harapan, jumlah anak yang diinginkan, berwawasan ke depan, bertanggung jawab dan bertaqwa kepada Tuhan yang harus diperioritaskan.  Namun, sayangnya masih banyak remaja atau anak muda yang menikah hanya agar terbebas dari pertanyaan "kapan nikah?" saja. Padahal, menikah bukan balapan yang bisa dijadikan persaingan, jadi menikah bukan tentang siapa yang deluan sampai kepada pelaminan. Tapi menikah tentang siapa yang sudah mampu paling lama bertahan dan men

Kenali Gejala Stunting Sejak Dini

Stunting (tubuh pendek) Foto: ciri-ciri Stunting/ created: Nova Eliza Orang tua harus mengenal  gejala stunting   pada anak. Kondisi gagal tumbuh pada   anak balita   akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan disebut stunting pada anak. Ciri-ciri stunting pada anak   dapat dilihat dari pertumbuhan dan perkembangannya, yaitu tinggi badan yang lebih pendek dari anak-anak seusianya, pada usia 8-10 tahun anak akan menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan   eye contact (kontak mata).   Performanya menjadi buruk pada tes perhatian dan memori belajar. Jika pertumbuhan melambat, tanda pubertas terlambat, pertumbuhan gigi terlambat, dan wajah tampak lebih muda dari usianya juga merupakan ciri-ciri    stunting pada anak . Anak stunting yang terjadi di Indonesia tidak hanya dialami oleh keluarga yang miskin dan kurang mampu, tetapi juga dialami oleh keluarga yang tidak miskin/yang berada di atas 40% tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi, walaupun angkanya s