Langsung ke konten utama

Remaja Putri Peduli Anemia

Remaja Putri? Minum Tablet Tambah Darah
Remaja Putri minum TTD

Lebih dari seperlima remaja putri mengalami anemia. Bila mereka dibiarkan anemia sampai menikah lalu kemudian hamil, anak yang dilahirkan nanti berisiko mengalami stunting. Berisiko stunting maksudnya tidak otomatis jadi stunting tapi ada peluang mengalami stunting, bila tidak dicegah lebih lanjut.

Anemia dikenal secara umum sebagai kurang darah. Apakah itu artinya jumlah atau volume darah yang kurang? 

Sebetulnya bukan volume darah yang kurang tapi sel darah merah yang kurang. Sel darah merah mengandung Hemoglobin (Hb) yang bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Hemoglobin dibentuk oleh zat besi. Jadi, bila zat besi kurang, kurang pula Hemoglobin dalam darah. Remaja dikatakan mengalamai anemia bila hemoglobin (Hb) lebih rendah dari batas normal, yaitu 12g/dL untuk remaja.

Remaja yang menderita anemia akan mudah lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai atau dikenal dengan istilah 5L. Dampaknya tidak main-main. Lima yang paling bahaya adalah sebagai berikut 
  1. Gangguan pertumbuhan.
  2. Gangguan kesehatan reproduksi (remaja putri).
  3. Perkembangan motorik, mental, dan kecerdasan terhambat,
  4. Kemampuan fisik menurun.
  5. Daya ingat dan konsentrasi belajar menurun.
Anemia pada remaja disebabkan oleh sejumlah faktor, tiga di antaranya adalah 
  • Kurang makan makanan kaya zat besi seperti daging, hati, telur, sayuran hijau, dan lain-lain
  • Kebutuhan zat besi meningkat karena pertambahan umur, aktivitas, dan menstruasi
  • Pengeluaran zat besi akibat perdarahan kronis atau kecacingan.
“Jadi, kuncinya adalah zat besi. Karena itu, agar tidak anemia, remaja harus mengonsumsi makanan kaya zat besi. Sumbernya bisa dari pangan hewani atau nabati (tumbuhan).”

Contoh pangan hewani yang kaya zat besi adalah daging sapi, unggas, ikan, hati dan susu. Kelebihan pangan hewani adalah zat besinya mudah diserap tubuh (tingkat penyerapan 20-30%). Hanya saja harganya lebih mahal.

Contoh sumber nabati adalah kacang-kacangan, serealia, sayuran hijau, buah, dan gandum. Harganya lebih murah tapi zat besi yang dapat diserap tubuh lebih sedikit (tingkat penyerapan 1-10%). Karena itu, agak sulit mengandalkan nabati sebagai sumber zat besi.

Sumber zat besi hewani dan nabati/ foto: Alodokter

Remaja putri mengalami menstruasi yang membuat zat besi keluar dari tubuh. Karena itu untuk memenuhi kebutuhan zat besi mereka perlu meminum satu Tablet Tambah Darah (TTD) setiap minggu sepanjang tahun. Sekolah biasanya memberikan TTD bagi remaja putri pada hari khusus, semisal setiap Kamis, Jumat atau hari lainnya.

Diberi aba-aba, mereka meminum TTD serentak bersama-sama. Namun demikian, sebagian remaja ternyata tidak mau meminum TTD. Alasannya, TTD membuat perut mual dan bisa juga pusing-pusing. Untuk mengatasinya, disarankan agar minum TTD saat perut terisi (tidak kosong) dan cukup minum air putih.

TTD juga jangan diminum bersamaan dengan minuman yang menghambat penyerapan zat besi, yaitu teh dan kopi. Namun, minumlah bersama zat yang membantu penyerapannya, yaitu buah yang mengandung banyak Vitamin C (jeruk dan lainnya). Hal ini juga berlaku sewaktu kita mengkonsumsi makanan kaya zat besi (daging, telur, ikan dll).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jodohmu Tidak Akan Salah Alamat

Foto : 03.03.21 | InFrame Story Jodohmu tidak akan salah alamat. Berkali-kali kita mengatakan bukan maka akan tetap kembali jika memang itu tujuannya, berulang kali kita menolaknya maka akan tetap ada dihadapan jika memang dia orangnya. Berusaha sekeras mungkin untuk berbalik akan tetap bertatap jika memang kesana arahnya. Jodoh rahasia Allah yang kita tidak sangka-sangka kapan datangnya. InshaAllah akan baik jika itu pilihan-Nya. Karena Cinta tidak bisa memilih kepada siapa ia akan jatuh, di mana ia akan berlabuh, tapi cinta akan tahu kemana ia akan berteduh. Meski telah pergi jauh tetap akan kembali utuh dalam peluk. Itulah cinta, ada yang sengaja dipertemukan namun tak bisa dipersatukan. Ada yang sementara ditakdirkan hanya untuk belajar saling mengikhlaskan, ada yang tanpa jadian langsung sah di pernikahan. Semua itu adalah proses yang Allah berikan sebagai pembelajaran untuk menuju kebahagiaan. We just need to trust it! Meski sebelumnya pernah terjatuh, sejatuh-jatuhnya. Pernah te

Yakin siap Nikah? Berencana dulu baru Melangkah

Foto : Ilustrasi Perencanaan Berkeluarga/ posmetropadang.co.id Selalu ada awal untuk setiap hal, termasuk ketika akan berumah tangga. Berbagai rencana mungkin akan memenuhi benak kamu dan pasangan. Selain berbagai rencana mengenai pesta pernikahan, kamu dan pasangan juga wajib mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan berubah tangga itu sendiri. Membangun suatu keluarga tidaklah mudah, diperlukan sebuah perencanaan yang baik dan matang. Setiap pasangan perlu menentukan keluarga seperti apa yang menjadi impian, pilihan dan harapan, jumlah anak yang diinginkan, berwawasan ke depan, bertanggung jawab dan bertaqwa kepada Tuhan yang harus diperioritaskan.  Namun, sayangnya masih banyak remaja atau anak muda yang menikah hanya agar terbebas dari pertanyaan "kapan nikah?" saja. Padahal, menikah bukan balapan yang bisa dijadikan persaingan, jadi menikah bukan tentang siapa yang deluan sampai kepada pelaminan. Tapi menikah tentang siapa yang sudah mampu paling lama bertahan dan men

Kenali Gejala Stunting Sejak Dini

Stunting (tubuh pendek) Foto: ciri-ciri Stunting/ created: Nova Eliza Orang tua harus mengenal  gejala stunting   pada anak. Kondisi gagal tumbuh pada   anak balita   akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan disebut stunting pada anak. Ciri-ciri stunting pada anak   dapat dilihat dari pertumbuhan dan perkembangannya, yaitu tinggi badan yang lebih pendek dari anak-anak seusianya, pada usia 8-10 tahun anak akan menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan   eye contact (kontak mata).   Performanya menjadi buruk pada tes perhatian dan memori belajar. Jika pertumbuhan melambat, tanda pubertas terlambat, pertumbuhan gigi terlambat, dan wajah tampak lebih muda dari usianya juga merupakan ciri-ciri    stunting pada anak . Anak stunting yang terjadi di Indonesia tidak hanya dialami oleh keluarga yang miskin dan kurang mampu, tetapi juga dialami oleh keluarga yang tidak miskin/yang berada di atas 40% tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi, walaupun angkanya s